Jumat, 03 September 2010

Inspirasi di BBPKH Cinagara

Sore di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Bogor, cukup dingin. Angin sepoi yang melaju dari arah timur cukup membuat badan ini sedikit menggigil. Sejumlah teman yang ikut pelatihan di sini juga merasakan hal yang sama. Terlihat dari tangan-tangan mereka yang didekapkan di depan dada.
Suasana dingin begini langsung saja pikiran berada di rumah. Teringat si kecil Khansa, De Aisyi dan Teh Aza. Tiga bidadari yang selalu menghiburku. Mereka yang menjadikan saya kuat. Mereka adalah inspirasi di setiap waktu. Sedang apa di sana? Mereka pasti rindu seperti Abinya yang rindu mereka. Saat di tinggal 2 hari lalu, bertiga dalam kondisi sakit panas. Saya hanya bisa titip pesan sama istri tercinta, jaga anak-anak. Berikan obat yang sudah di beli. Lalu, lambaian lembut tangan itu mengiringku pergi ke Bogor ini. Beberapa hari menjelang Lebaran ini saya harus terpisah dengan mereka. Biasanya buka dan sahur bersama penuh dengan keramaian akibat polah tiga bidadari itu, tapi kali ini suasana itu menghilang.
BBPKH cukup luas. Di sebelah timur ada 3 kandang sapi perah dengan kapasitas masing-masing kandang sampai 30 ekor. Di sebelah atas kandang sapi, berdiri kandang ayam negeri. Di sebelah Barat, ternak domba hingga aneka ayam ada di sana. Namun, karena mungkin sudah lama, terlihatnya tidak menarik. Kandang-kandang ayam itu tidak menggugah pengunjung, misalnya saya, untuk tertarik memeliha. Jika orang mengatakan keunikan, nah di sini tidak ada yang unik.
Satu hal yang membuat semangat adalah pengajar di sini cerdas dalam berbisnis. Ada ibu Hj Elis Lasmini juga ada Pak Subadri. Dua orang ini, mungkin dari sekian banyak pegawai yang ada, bercerita tentang bisnis yang dilakukan. Bayangkan, Pak Subadri memiliki Sekolah Peternakan yang didalamnya terdapat domba sekitar 300ribu. Domba itu setiap tahun dikirim ke Malaysia untuk Kurban. Atau ada juga untuk domba guling. Berapa keuntungan yang diraupnya? Bisa diyangkan! Kalau Ibu Hj Elis, dia penulis peneliti sejati. Juga volunteer di masyarakat yang mengelola olahan hasil ternak. Dari ceritanya juga menggugah. Hal yang bisa dipetik adalah: belajar tiada henti dan jangan takut gagal. Satu hal lagi adalah, yakinkan diri bahwa kita bisa dan mampu melakukannya. Jelas, meski demikian kita juga mengukur dengan kapabilitas yang dimiliki. Jangan terlalu gegabah juga jangan terlalu pengecut. Lakukan sesuatu yang kita yakini bisa dan nikmatilah!
Saya yakin banyak pegawai di sini yang lebih inspiratif. Keyakinan saya itu mudah-mudahan tidak memudar meski saya tahu dan menyaksikan tentang pengelolaan tentang air bersih di sini yang kurang maksimal. Kemarin, sekitar 10 peserta di asrama bawah teriak-teriak meminta air untuk mandi. Lantaran, air bersih yang seharusnya mengucur ke bak-bak di kamarnya terhenti. Usut punya usut, saluran air dari sumber tertutup longsor sehingga terganggu. Yah! (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar